Kamis, 31 Maret 2016

Sebuah Bentuk Kesyukuran atas Sebuah Nafas

Koleksi Pribadi: Naili dan Muna
Allahumma Sholliy ‘alaa Sayyidina Muhammad

Selamat Pagi untukmu, saudariku yang bertambah usia..
(tulisan ini aku rangkai tadi shubuh Mb Nay, hehe)

Apa arti sebuah usia menurutmu Mb Nay? Sebuah kesempatan untuk bisa bernafas, berkebaikan, dan bertumbuh sepanjang waktu yang telah Allah sediakan untuk seluruh mahluk-Nya, untukmu dan untukku.
Sepanjang waktu itu, kita tidak bisa memastikan berapa tepatnya dan berapa lamanya kesempatan itu diberikan kepada kita. Sepanjang itu, kita tidak bisa menebak dengan pasti tentang rencana-rencana apa yang telah Allah siapkan untuk kita. Dan sepanjang itu pula kita diajarkan untuk memahami kehidupan dengan sebaik-baik pribadi.
Mb Nay... meskipun bapak sudah pergi, Mb Nay tetep kuat yaa... Bapak pergi bukan hanya sebelum menikahkan Mb Nay dengan Mas Diyan, tapi juga semua putra-putrinya. Tapi sebelum itu, bapak sudah memberikan restu untuk Mb Nay dan Mas Diyan atas perjuangan kalian selama sepuluh tahun untuk bisa hidup bersama. Hanya kamu, yang berkesempatan mendapat restu langsung dari bapak untuk menyempurnakan separuh agamamu selain adik-adikmu.  
Dua puluh delapan tahun, usia yang menurut Allah baik untukmu menyempurnakan ibadahmu, memulai hidup baru dengan calon suamimu, merawat ibu selepas kepergian bapak dan menjadi panutan yang baik untuk adik-adikmu.

Bagiku, kamu bukan hanya teman yang baik, pendengar yang baik, dan penasehat yang baik. Tapi sudah ku anggap sebagai saudariku sesama muslim. Terima kasih, terima kasih penuh atas kebaikanmu...

Semoga segala doa dan harapan yang Mb Nay perjuangkan dan haturkan kepada Sang Pencipta Kehidupan berbuah manis dan menambah iman kepada-Nya dengan pribadi yang lebih berkualitas.

Selamat ulang tahun Mb Nay... barokallah ^_^

I love you

Kendal, 31 Maret 2016

Selasa, 29 Maret 2016

Sumber Gambar: Koleksi Pribadi
How beautiful this book!

Itu penilaianku secara pribadi setelah selesai membacanya. Awalnya sedikit pusing dan berat dengan tulisan Salim A. Fillah dalam buku ini. Mungkin karena ada perbedaan cara berpikir dan bisa dikatakan sudah lama tidak membaca kisah-kisah seperti yang tertulis di dalamnya (alesan, bilang aja males baca, hehehe.. lhawes gimana ya, adaa aja yang dikerjain).

Kisah-kisah para sahabat nabi menjadi tema untuk dijadikan sarana belajar dalam menjalin hubungan dengan sesama, terkhusus 'Dalam Dekapan Ukhuwah'. Menjalin hubungan dengan sesama memang bukanlah hal yang mudah. Tidak selamanya mulus, karena dalam prakteknya terkadang kita berpapasan dengan hal-hal yang dapat meregangkan hubungan (kalau dirasain yaa engga enak.. ). Namun, dalam renggangnya sebuah hubungan tidak lantas membuat tali silaturahim yang sudah terjalin, putus begitu saja. Tinggal bagaimana kita yang menjalaninya, apakah bersedia untuk memperbaikinya bersama. Oleh karena itu, hubungan perlu dirawat dengan saling peduli, mengerti, memahami, melengkapi, dan saling membantu satu sama lain dengan niat karena Allah.

Kisah para sahabat nabi yang tertuang dalam buku ini sungguh indah.. karena kisahnya mengajak para pembacanya untuk menjaga hubungan persaudaraan dengan sebaik-baiknya. Mulai dari sebening prasangka, selembut nurani, sehangat semangat, senikmat berbagi dan sekokoh janji.

Ibunda Khadijah telah mengajarkan sebuah kaidah penting dalam dekapan ukhuwah. Bahwa terhadap orang yang kita kasihi baik itu keluarga maupun teman, sudah semestinya kita memiliki kepekaan jiwa untuk mengenal kebutuhannya dengan memberikan kesempatan untuk melepas beban-beban yang dipikulnya. Bukan sekedar dengan menunjukkan rasa ingin tahu, tapi juga dalam bentuk kesadaran bahwa mungkin belum perlu tahu sampai tiba saatnya. Sembari menunggunya dengan sabar, kita akan dintuntun untuk tahu, di saat yang paling tepat, dengan cara yang paling indah. Begitulah kita belajar kepada istri Muhammad sholallahu alaihi wasallam, belajar untuk mengerti menjalin hubungan dalam dekapan ukhuwah.

Apa mudah melakukannya? Tidak mudah. Butuh proses, kerja besar dan kesabaran. Mengingat pesan seorang teman, melewati proses memang tidak mudah, namun semoga yang tidak mudah itu dapat membuat kita untuk sama-sama mewujudkan pribadi yang lebih berkualitas..

Tanteku sering bilang, berteman dengan semua, ambil yang baik-baik, buang buruknya.. siapa tau di hari-hari kedepan kita saling membutuhkan. Temanku juga sering bilang, berdoa yaa, semoga semuanya baik..

Kepadamu yang mengajarkan kebaikan, kepedulian dan kesederhanaan, saudaraku sesama muslim.. semoga Allah selalu menjaga dan melindungimu dimanapun berada... aamiin

Pekalongan, 5 Februari 2016